Upaya Pencegahan Plagiarisme Mahasiswa
Seiring dengan perkembangan globlalisasi
kemudahan mempublikasikan suatu informasi yang mudah diakses di internet.
Internet muncul sangat dramastis yang membuat para pengaksesnya mudah mendapat informasi
dari penjuru dunia. Satu sisi positif atas keberadaannya internet menambah
pengetahuan bagi para penggunanya dan disatu sisi lain ada dampak negatif yang
merugikan yaitu dapat memberi peluang untuk ketidakjujuran dalam akademik
mahasiswa seperti plagiarisme.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia
plagiat adalah pengembalian karangan orang lain dan menjadikannya seolah-olah
karangan sendiri, misalnya menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya
sendiri atau jiplakan.
Seperti halnya yang telah ditemukan
di Universitas Negeri Jakarta menjadi tamparan keras bagi dunia akademik
Indonesia, perlakuan seperti itu tidak bisa dibiarkan begitu saja, bahkan telah
terjadi ketika sepanjang 10 tahun terakhir hampir 50% mahasiswa yang melakukan
plagiat skripsi, dan 89% mengatakan bahwa internet memegang peran utama dalam
hal contek-menyontek. Masalah contek-menyontek plagiarisme ini juga sudah
hampir menjadi budaya bagi para pelajar baik dimulai dari anak Sekolah Dasar
maupun mahasiswa sekaligus, keadaan ini dianggap sudah menjadi hal yang lumrah
oleh sebagian orang.
Apabila plagiarisme terus dibiarkan
begitu saja maka akan menjadi kebiasaan bagi para pelajar melakukan copy
paste yang menurut mereka mengerjakan tugas lebih mudah dan instan dan para
plagiat akan berkembang menjadi lebih luas.
Apabila tidak ada tindakan dan
penanggulangan dari pihak atas maka akan menjadi penyakit dilingkungan
akademik, dan akan menjadi budaya yang berkelanjutan bagi generasi selanjutnya.
Ada beberapa solusi agar peristiwa ini tidak terulang.
Pertama, mengubah mindset menjadi
mahasiswa yang berlaku jujur. Dimulai dari hal yang terkecil khususnya bagi
mahasiswa harus belajar jujur dalam menanamkan budaya akademik.
Kedua, peran dosen menciptakan upaya
pencegahan plagiasi tugas. Tujuannya agar mahasiswa lebih banyak mencari
referensi buku yang didalamnya lebih jelas, dengan itu dosen dapat mengarahkan
mahasiswa memberitahu judul-judul buku yang menarik dan membuat mahasiswa
mempunyai rasa keingintahuan dalam membaca buku.
Ketiga, mahasiswa lebih meningkatkan
membaca, berdiskusi, dan menulis. Karena dengan membaca akan menambah wawasan
yang lebih luas dan mengetahui apa yang tidak kita ketahui sehingga apa yang
telah kita dapat akan mempermudah untuk menuangkan pikiran dalam bentuk tulisan
ataupun berdiskusi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar